Minggu, 30 Desember 2012

REVIEW 2 : PEMBAHASAN


RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN BISNIS SEBAGAI ALTERNATIF STRATEGI DALAM RANGKA MEMPERKUAT IDENTITAS KOPERASI
OLEH :
Adenk Sudarwanto
JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 1, Edisi Februari 2012 (ISSN : 2252-7826)

PEMBAHASAN
A.    RESTRUKTURISASI KELEMBAGAAN
Restrukturisasi kelembagaan koperasi dimaksudkan agar koperasi benar-benar fokus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, mengurangi konflik, mendorong partisipasi anggota serta tetap mempertahankan keunggulan koperasi dibandingkan dengan lembaga bisnis yang lain dengan mempertahankan identitas koperasi.

1.      Ke anekaragaman fungsi koperasi.
Ke aneka ragaman fungsi koperasi akan menimbulkan konsekuensi semakin besarnya kekuasaan dan wewenang yang melekat pada manajemen karena masalahnya juga semakin kompleks. Semakin besar kekuasaan dan wewenang yang melekat pada manajemen mempunyai implikasi :

a.       Makin tingginya biaya informasi yang harus ditanggung oleh anggota untuk memperoleh informasi sehubungan partisipasi dan pengawasan bagi manajemen, sehingga pada akhirnya akan mengurangi insentif untuk berpartisipasi dan mengawasi manajemen.
b.      Kuatnya kekuasaan dan wewenang manajemen yang berimplikasi pada tingginya biaya informasi akan mempengaruhi partisipasi/pengawasan melalui suara dan penentuan keputusan ( voice dan vote )
c.       Koperasi multi usaha akan lebih banyak mengalami konflik dibanding koperasi usaha tunggal. Konflik yang timbul akan mempengaruhi kinerja koperasi yang pada akhirnya akan merugikan koperasi itu sendiri dan kelangsungan hidup koperasi menjadi terancam.
d.      Kekuatan persaingan pasar dari multi usaha koperasi juga akan mengurangi partisipasi anggota, sehingga koperasi akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan pasar, mengingat beragamnya kebutuhan dan pelayanan yang harus disediakan koperasi untuk memberikan keunggulan bagi anggotanya.

2.       Kegiatan atau fungsi koperasi
Kegiatan atau fungsi koperasi seharusnya akan memudahkan partisipasi dan pengawasan anggota pada manajemen untuk fokus pada kepentingan anggota.

Pemilihan atau fokus pada suatu kegiatan memberikan dampak pada :

a.       Tingggi rendahnya biaya informasi dalam rangka pengawasan, dan akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya partisipasi anggota
b.      Kebutuhan anggota akan pelayanan kopersi semakin mudah atau menjadi sebaliknya yang berakibat turunnya partisipasi anggota
c.       Peningkatan atau penurunan keunggulan atas manfaat koperasi yang dapat dirasakan bagi anggota

3.         Struktur Keanggotaan
Struktur keanggotaan koperasi membantu mempercepat peningkatan kemanfaatan koperasi bagi anggotanya. Koperasi hanya akan hidup jika lembaga bisnisnya telah mampu memberikan kemanfaatkan bagi anggotanya. Struktur ini berpengaruh terhadap manfaat bagi koperasi yaitu :
a.       Jika struktur keanggotaan koperasi makin homogin, (dilihat dari profesi: pegawai , guru, petani , atau dari segi pendidikan serta tingkat penghasilan), maka biaya transaksi untuk berpartisipasi semakin rendah. Sebaliknya jika struktur keanggotaan semakin heterogin, maka biaya transaksi akan menjadi tinggi, sehingga akan mengurangi partisipasi anggota.
b.      Kepentingan dan kemampuan individu untuk memanfaatkan fasilitas koperasi juga berlainan. Semakin heterogin keanggotaan maka semakin besar perbedaan kebutuhan anggota. Hal ini akan mudah memicu konflik internal. Hanya anggota yang punya “kemampuan” lebih akhirnya yang akan lebih menikmati keunggulan koperasi dibandingkan anggota yang kurang “mampu”

4.       Jumlah Keanggotaan
Semakin besar ukuran suatu koperasi, maka semakin tinggi biaya bagi anggota untuk berpartisipasi. Alasannya adalah :

a.   Kefeketifan anggota untuk mendiskusikan tentang kelembagaan bisnis koperasi akan semakin berkurang atau dengan kata lain partisipasinya semakin berkurang, karena semakin banyak sumber daya yang harus dipakai sebagai akibat peningkatan jumlah anggota yang tidak diimbangi dengan kemampuan koperasi untuk mengelola sumber daya anggota (termasuk masalah lokasi/tempat tinggalyang lebih jauh untuk menjangkau koperasi)
b.  Makin tingginya biaya partisipasi ini akan mengakibatkan tingkat partisipasi menurun, sehingga menjadi anggota yang pasif, yang mengandalkan pihak-pihak lain untuk menjalankan tugas tugasnya guna mengendalikan manajemen. Akhirnya para anggota tersebut cenderung akan bertindak sebagai free riders (penumpang gelap) mengandalkan anggota lainnya untuk melakukan tugas partisipasi, namun mereka tetap berharap dapat menikmati manfaat koperasi.
c.    Sejalan dengan semakin besarnya ukuran koperasi, maka aspek profesionalisme manajerial akan makin meningkat. Hal ini akan menjadi kendala bagi anggota untuk berpartisipasi (para anggota lebih banyak membutuhkan waktu untuk bisa memperoleh informasi, dan membutuhkan kemampuan yang tinggi), sehingga semakin kuat kekuasaan manajemen. Apabila manajemen tidak memegang jati diri koperasi (identitas), maka rendahnya partisipasi anggota mendorong manajemen untuk melakukan bisnis dengan non anggota yang lebih menarik serta akhirnya identitas koperasi akan bergeser sebagai lembaga bisnis non koperasi.

B.     PENDEKATAN STRATEGI
1.       Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM)
Desain sistem kelembagaan koperasi merupakan Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen ( SPPM ) sebagai suatu pendekatan alternatif perlu dibanguan guna merespon perubahan lingkungan bisnis dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2 : Desain Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen


 Kelembagaan Bisnis Koperasi harus melakukan penataan ulang sehubungan dengan perubahan lingkungan, sehingga mampu merespon paradigma manajemen dalam menerapkan managerial skill sesuai tuntutan perubahan lingkungan agar identitas koperasi tetap terjaga, dan menjamin adanya value added bagi anggota koperasi. Desain SPPM ini dimaksudkan untuk merumuskan kembali secara tajam dengan mengurangi keanekaaragaman fungsi , heteroginitas keanggotaan, serta struktur keanggotaan , dan melakukan reskillling manajer. Dengan demikian perlu adanya perubahan mind set dalam praktek manajemen koperasi.

2.       Perubahan Mindset
Perubahan lingkungan bisnis koperasi membawa konsekuensi terhadap perubahan mindset atas praktek manajemen dalam mengelola bisnis yang dijalankan koperasi. Perubahan mindset tersebut dimaksudkan untuk tetap menjaga identitas koperasi dalam mencapai pelipat ganda kinerja koperasi. Perubahan mindset tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 : Perubahan Mindset

 
 Agar perubahan mindset ini dapat berjalan maka harus dilakukan continuous improvement (perbaikan berkelanjutan) yang didukung keandalan Sumber Daya Manusia dalam merespon setiap perubahan lingkungan bisnis koperasi. Perubahan mindset menjadi syarat keharusan baik bagi anggota selaku pemilik maupun para manajer selaku pengelola bisnis yang dijalankan oleh koperasi. Perubahan tersebut terutama menyangkut cara pandang , sikap dan perilaku dalam merespon perubahan lingkungan. Butir –butir perubahan yang menyangkut kondiisi masa depan secara berkelanjutan adalah :

a.       Kecepatan dan kemauan untuk merespon
b.      Leadership dari setiap orang, bukan hanya pengurus atau manajer saja
c.       Kekakuan organisasi berubah menjadi fleksibilitas secara permanen
d.      Pengendalian melalui visi , misi dan value
e.       Bukan penjagaan informasi secara ketat tetapi shraing information
f.       Tidak mengandalkan analisis kuantitatif tetapi juga kreativitas
g.      Bukan reaktif menghindari resiko, tetapi keberanian menanggung resiko
h.      Bukan fokus ke internal organisasi tetapi fokus kelingkungan kompetitif
i.        Bukan menjaga independensi kelembagaan koperasi tetapi saling ada ketergantungan (kerjasama) diantara pelaku bisnis

3.       Reskilling Manajer
Reskilling manajer dimaksudkan untuk membentuk skill baru manajer melalui pendidikan dan pelatihan yang efektif. Reskilling manajer ini dipicu oleh :

1.       Skill yang telah dimiliki para manajer koperasi sudah tidak sesuai dengan tuntutan skill dari lingkungan bisnis, sehingga terjadi adanya ketidaksepadanan (mismatch) antara skill yang dimiliki manajer dengan tuntutan lingkungan bisnis.
2.      Skill yang dimiliki sudah ketinggalan jaman dengan adanya perubahan lingkungan bisnis yang cepat

Alasan yang mendasari reskilling manajer ini adalah :

a.        Kebanyakan manajer hanya memiliki kemampuan bidang tehnis, bukan managerial skill
b.      Kebanyakan pendidikan peningkatan kemampuan manajaer lebih menekankan pada process skill approach yang menghasilkan manajer terampil dalam bidang plannng, coordinating, staffing, controlling, tetapi tidak termpil dalam menghasilkan value bagi bisnis koperasi
c.       Lingkungan bisnis yang berubah perlu mengkaji kembali paradigma, asumsi dasar core belief, core value yang selama ini digunakan manajer

4.      Perspektif dan Sasaran Strategik
Untuk menjalankan bisnis koperasi agar tetap memberikan manfaat bagi anggota, serta kelangsungan hidup koperasi, maka perspektif keuangan, anggota , proses, pembelajaran dan pertumbuhan harus menjadi perhatian guna mencapai sasaran strategik .

1.       Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan adalah pemberdayaan semua potensi Sumber Daya Manusia yang terintegrasi dalam tatanan struktur organisasi koperasi.
2.      Perspektif Proses, merupakan mekanisme dan sistem yang harus diikuti guna menjamin kualitas pelayanan atas produk/jasa yang dihasilkan koperasi
3.      Perspektif Anggota, adalah terpenuhinya kebutuhan anggota dan meniadakan kesenjangan antara harapan anggota terhadap rialitas yang diterima dari koperasi
4.      Perspektif keuangan akan terukur dengan adanya pertumbuhan, profitabilitas, serta penurunan biaya sehingga menghasilkan nilai tambah bagi anggota koperasi

Hubungan antara keempat perspektif tersebut dengan sasaran strategik yang harus dijalankan koperasi digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4 : Perspektif dan Sasaran Strategik


Nama         : Zainul Arifin
NPM   : 27211720
Kelas   : 2EB09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar