Selasa, 18 Maret 2014

TOEFL

Sebelum membahas tentang toefl, tentu harus lebih tahu dulu apa itu toefl? Toefl adalah tes bahasa Inggris yang dirancang untuk mengukur penguasaan bahasa Inggris mereka yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris. Tes ini dikembangkan dan diselenggarakan oleh ETS (Educational Testing Service) sebuah lembaga nirlaba yang berkedudukan di Amerika Serikat dan pertama kali diselenggarakan pada tahun 1964. Nilai TOEFLbiasanya merupakan salah satu persyaratan masuk di sejumlah 2400 perguruan tinggi di Amerika, Kanada dan 80 negara lainnya di dunia (ETS: 1999).

Ada tiga bagian tes TOEFL yang harus dikerjakan oleh peserta tes. Bagian pertama adalah soal-soal yang mengukur kemampuan Listening Comprehension dalam jumlah 50 soal, Structure & Written Expression , 40 soal, dan Reading Comprehension, 50 soal. Keseluruhan soal dibuat dalam bentuk pilihan berganda (kecuali untuk Computer Based TOEFL ada soal esai yang menguji kemampuan mengarang peserta dalam bahasa Inggris serta variasi lain bentuk soal seperti menjodohkan, meng highlight kata tertentu yang ada kaitannya dengan main idea suatu bacaan, dll.). Keseluruhan tes berlangsung dalam waktu kurang lebih 150 menit, untuk Paper and Pencil Based TOEFL, dan kurang lebih 240 menit untuk Computer Based TOEFL. Waktu yang relatif lama untuk Computer Based TOEFL ini sudah termasuk prosedur tutorial.

Terdapat dua jenis tes TOEFL, yaitu 1) Paper and Pencil Based TOEFL; dan 2) Computer Based TOEFL. Jenis tes TOEFL yang pertama adalah tes TOEFL yang kita kenal selama ini, dimana baik soal maupun jawaban dikerjakan dengan menggunakan kertas dan pensil. Sedangkan jenis tes TOEFL yang kedua adalah model tes yang relatif baru karena pertama kali diperkenalkan pada tahun 1998. Seperti yang tertera pada namanya, tes ini menggunakan komputer dalam penyampaian soalnya dan peserta tes akan menjawab tes ini juga melalui komputer.

Untuk keperluan pra-seleksi ataupun keperluan intern suatu lembaga, maka ETS sebagai lembaga pengembang dan penyelenggara tes TOEFL juga menyelenggarakan TOEFL ITP (ITP= Institutional Testing Programme). Jumlah soal dan tingkat kesulitan TOEFL ITP tidak berbeda dengan Paper and Pencil Based TOEFL maupun Computer Based TOEFL, karena memang soal-soal yang digunakan pada TOEFL ITP adalah soal tes TOEFL yang telah pernah digunakan sebelumnya. Perbedaan yang perlu diketahui oleh mereka yang merencanakan mengikuti tes TOEFL adalah bahwa skor yang diperoleh dariTOEFL ITP dalam pengunaannya terbatas. Perguruan tinggi di Amerika, misalnya, hanya akan menerima skor yang diperoleh dari Paper and Pencil Based TOEFL atau Computer Based TOEFL. Perbedaan lainnya adalah dalam hal biaya tes. Saat ini biaya Paper and Pencil Based TOEFL maupun Computer Based TOEFL adalah sebesar US $ 110, sedangkan TOEFL ITP biayanya relatif lebih murah yaitu sebesar US $ 25. Perlu juga diketahui bahwa Paper and Pencil Based TOEFL dan Computer Based TOEFL hanya diselenggarakan di Test Center tertentu dengan jadwal tes yang telah ditentukan jauh hari sebelumnya, sedangkan TOEFL ITP jadwal penyelenggaraannya lebih fleksibel dan di Indonesia dilaksanakan oleh IIEF (The Indonesian International Education Foundation) dengan berkoordinasi dengan pusat bahasa yang ada di perguruan tinggi negeri.

Selain TOEFL ITP, juga ada TOEFL Prediction/Equivalent Test yang biasanya digunakan untuk memperkirakan skor TOEFL seseorang sebelum yang bersangkutan mengikuti tes TOEFL lainnya (Paper and Pencil Based TOEFL, Computer Based TOEFL, TOEFL ITP). Jenis tes TOEFL Prediction ini pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga/pusat bahasa atau tempat-tempat kursus yang menyelenggarakan pelatihan TOEFL.

SOFSKILL (BAHASA INGGRIS 2)

Exercise 21 : Coditional Sentences
1.      Henry talks to his dog as if it can understand him.
2.      If they had left the house earlier, they wouldn’t be so late getting to the airport that they could not check their baggage.
3.      If I finish the dress before Saturday, I can give it to my sister for her birthday.
4.      If I had seen the movie, I would tell you about it last night.
5.      Had Bob not interfered in his sister’s marital problem, there would be peace between them.
6.      He would give the money if he had have it.
7.      I wish they did stop making so much noise so that I could concentrate.
8.      She would call you immediately if she had need help.
9.      Had they arrived at the sale early, they would find a better selection.
10.  We hope that you will enjoy the party last night.
11.  If you have enough time, please will paint the chair before you leave.
12.  We could go for a drive if today did be Saturday.
13.  If she win the prize, it will be because she have write very well.
14.  Mike wished that the editors were permit him to copy some of their material.
15.  Joel wishes that he had spended his vacation on the gulf coast next year.
16.  I will accept if they invite me to the party.
17.  If your mother have buy that car for you, will you be happy?
18.  If he didn’t decide earlier, he could have left on the afternoon flight.
19.  Had we known your address, we would write you a letter.
20.  If the roofer doesn’t come soon, the rain could leak inside.
21.  Because Rose did so poorly on the exam, she wishes that she could study harder last night.
22.  My dog always wakes me up if he can hear strange noise.
23.  If you will see Mary today, please ask her to call me.
24.  If he have get the raise, it will be because he does a good job.
25.  The teacher will not accept our work if we have turn it in late.
26.  Mrs. Wood always talks to her tenth-grade students as though they can be adults.
27.  If he had left already, he would call us.
28.  If they had known him, they would talk to him.
29.  He would understand it if you  had explain it to him more slowly.
30.  I could understand the French teacher if she did speak more slowly.

Exercise 26: Adjectives and adverbs
1.      Rita plays the violin well.
2.      That is an intense novel.
3.      The sun is shining bright.
4.      The girls speak fluently French.
5.      The boy speak Spanish fluently.
6.      The table has a smooth surface.
7.      We must figure our income tax returns accurately.
8.      We don’t like to drink bitter tea.
9.      The plane will arrive soon.
10.  He had an accident because he was driving too fastly.

Exercise 27: Linking (Copulative) verbs
1.      Your cold sound terrible.
2.      The pianist plays very well.
3.      He food in the restaurant always tastes good.
4.      The campers remained calm despite the thunderstorm.
5.      They become sick after eating the contaminated food.
6.      Professor Calandra looked quickly on the project.
7.      Paco was working diligent on the project.
8.      Paul protested vehement about the new proposals.
9.     Our neighbors appeared relaxed after the vacation.
10.  The music sounded too noisy to be classical.

Exercise 28: Comparisons
1.      as soon
2.      less important
3.      as well
4.      far more expensive
5.      as hot
6.      more talented
7.      more colorful
8.      happier
9.      bader
10.  faster

Exercise 29: Comparisons
1.      The Empire State Building is taller than the Statue of Liberty.
2.      California is farther from New York than Pennsylvania.
3.      His assignment is different from mine.
4.      Louie reads more quickly than his sisters.
5.      No animal is so big than King Kong.
6.      That report is less impressive than the government’s.
7.      Sam wears the same shirt as his teammates.
8.      Dave paints much more realistically than his professor.
9.      The twins have less money at the end of the month than they have at the beginning.
10.  Her sports car is different from Nancy’s.

Exercise 30: Comparisons
1.      better
2.      happier
3.      faster
4.      creamier
5.      more colorful
6.      weller
7.      good
8.      awkwarder
9.      less
10.  prettier
11.  the best
12.  from
13.  least impressive
14.  sicker
15.  than
16.  twice more than
17.  little
18.  many
19.  farther
20.  more famous


ZAINUL ARIFIN
27211720

3EB09

Sabtu, 19 Oktober 2013

PERUBAHAN HIDUP SEORANG SATPAM

Ada sebuah keluarga, dengan seorang Suami yang bekerja sebagai Satpam di sebuah perusahaan dengan Istrinya yang sedang hamil anak ke-3nya dan 2 orang anak yang memiliki rumah kontrakan seharga Rp75.000/bulan. Kontrakan itu memiliki 3 ruangan, ruangan ke-1 ruangan depan digunakan sebagai ruangan tamu tetapi tidak bisa disebut ruangan tamu karena apabila malam hari ruangan tersebut sama sekali tidak bergerak karena motor suami itu masuk ke dalam ruangan tersebut, bangku-bangku ditumpuk-tumpuk sehingga ada ruang kosong untuk motor masuk, lalu ruangan ke-2 ruangan tengah menjadi kamar tidur, diruangan tersebut tidak ada lemari karena tidak muat dan mereka memiliki tempat tidur ukuran medium diletakan diruangan tersebut dan hanya tertinggal satu space tersisa untuk sejadah, bukan mereka tidak memiliki lemari, tapi lemari itu diletakan di lorong menuju dapur dan toilet. Mereka tinggal disuatu kampong di Jakarta.

Setelah Suami menyadari istrinya mau melahirkan anaknya yang ke-3, Dia menatap rumahnya dan berfikir.

“Ya Allah kalo anak Saya yang ke-3 lahir mao ditaro dimana ?” Kata sang suami dalam hatinya sambil termenung.

Pada malam senin Suami dan Istri tersebut ini sadar bahwa kemampuan Mereka kurang, lalu Mereka datang kepada Allah SWT.

“Bang gimana kalo nanti malem Kita shalat tahajud, Saya khawatir nanti kalo jabang bayi keluar duit ga ada, ni jabang bayi keluar tempatnya ga ada. Kita minta deh sama Allah, Allah kan yang punya bumi, Kita minta ni rumah biar digedein dikit dari yang kontrakan Rp75.000 kekontrakan yang pegoh.” Kata si Istri kepada Suamiya. 

“entar malem Kita bangon dah !” jawab si Suami.

Malamnya si Istri bangun terlebih dahulu dari Suaminya, Dia shalat lebih dahulu  dan membiarkan si Suami masih tertidur tetapi saat berdo’a si Istri mengeraskan suaranya agar Suaminya bangun.

“ya Allah, Kau lihat Suami Saya dah begini masih males juga bangon. Katanya mao bangon bareng  tapi masih juga belom bangon, dah biar Saya aja dah yang berdo’a, Ya Allah kasih duit Suami Saya supaya bisa memindahkan Saya dan anak-anak Saya pindah dari kontrakan yang Rp150.000 sebulan.” Si Istri berdo’a dengan suara yang Keras.

Lalu si Suami pun terbangun dan tersenyum mendengar Istrinya berdo’a, tetapi Dia tidak marah karena Dia sudah berjanji, lalu Dia lekas berwudhu dan shalat tetapi tidak disamping si Istri karena tidak cukup tempat, Dia shalat di belakang  lalu Dia berdo’a tetapi do’anya lebih sederhana dibanding si Istri, Dia berdo’a hanya 3 kata.

“Amin, amin, amin” si suami berdo’a.

“lah kok abang Do’anya Cuma amin doang ?” Tanya si Istri.

“lah kan do’anya udah luh tadi, gua tinggal amin ajah” jawab si Suami.

Ke esokan harinya pada senin pagi si Suami meminta izin pada Kepala Seksi tempatnya bekerja.

“Dan, selama seminggu berturut-turut Saya tidak bisa ikut shift malam” kata si Suami kepada Komandannya.

“Kenapa Pak tidak bisa ikut shift malam ?” tanya Komandan heran.

“Saya pengen menemani Istri Saya shalat malam” jawab si Suami.

“emangnya ada masalah apa ?” lagi si Komandan bertanya.

“Saya  pengen berubah, Istri Sayakan bentar lagi ngelahirin anak yang ke-3 tapi tempat Saya sempit banget, terus dalam waktu singkatkan ga mugkin. Jadi Saya mau merobah bersama Allah ajah, makanya saya mohon izin Pak Saya selama 7 hari berturut-turut Saya pengen bangon malem. Nanti begitu Istri Saya melahirkan Saya normalin lagi, Saya ikut shift malaem lagi.” Si Suami menjelaskan.

“Iya dah Saya urus ke atas, insyallah anak-anak juga pasti ngertiin.” jawab si Komandan.

Waktu pun berjalan sudah 4 hari Suami dan Istri tersebut shala malam yaiu dari malam senin, malam selasa, malam rabu dan malam kamis.

Lalu pada Kamis paginya si Suami di Uji oleh Allah SWT, datanglah adik iparnya.

“Assalamu’alaikum” si Adik ipar member salam.

“Weh tumben dateng pagi-pagi” si Suami heran.

“Iya bang ada kabar bagus ni” kata si Adik Ipar.

“apaan kabar bagusnya ?” Tanya si Suami.

“Saya keterima di Arab Saudi jadi TKW minggu depan Insyallah Saya berangkat ke Surabaya” si adik ipar menjawab.

“oh, bagus dah” kata si Suami.

“tapi ada masalah nih bang” kata si Adik Ipar.

“Apa masalahnya bukan duitkan ?” tanya si Suami.

“bukan bang kalo duit si dah di atur sama agensi, ini soal anak Saya bang” kata si adik ipar.

“anak Kamu kenapa emang ?” Tanya si Suami.

“anak Sayakan 2 bang sama kaya abang, ga ada yang jagain bang selama Saya pergi ke Saudi Saya bingung sama siapa saya nitipin nih anak Saya, jadi Saya dating mao nitipin nih anak saya bang” si adik ipar menjelaskan.

“Rumah kaya curut begini mao ditaro dimanah ?” kata si Suami sambil melotot.

“dimana kek bang sempilin kalo bukan abang kan siapa lagi” kata si Adik Ipar.

“iya dah paling-paling ditempat Kita ngobrol nih kalo malem kana bang suka masukin motor abang kalo tuh anak-anak mao, biar motor abang kalahin biar dia tidur disini ajah, tapi entar ya tunggu empo lu dating dah ya kalo empo lu setuju, redo biarin tuh anak 2 tinggal di sini” jawab si Suami tapi dalam hati kelewatan nih orang Saya do’akan supaya jadi gede tapi kenapa jadi sempit.

Lalu setelah adik iparnya pulang tidak beberapa lama pulanglah si Istri, melihat wajah istrinya Dia tidak tega dan akahirnya tidak jadi memberitahunya masalah adik iparnya yang ingin menitipkan kedua anaknya. Lalu si Suami pun berpikir bagaimana caranya agar Dia bisa memberitahu Istrinya, akhirnya Diapun mendapakan caranya yaitu pada saat shalat malam.

Malam harinya si Suami bangun terlebih dahulu dari Istrinya, saat Istrinya bangun si Suami sudah selesai shalat. Pada saat si Istri ingin shalat si Suami bertanya.

“de, nanti do’anya biar abang ajah ya ?” si Suami bertanya ke Istrinya.

“iya bang” jawab si Istri.

Lalu berdo’alah si Suami di dengar oleh si Istri, do’a sekaligus member tahu soal adik iparnya ke si Istri.

“ya Allah Kau memang kelewatan pusing nih Saya, tadi pagi adik ipar Saya dateng   ke rumah Saya mau nitipin anaknya 2 lah pan nih rumah sempit dan juga Engkau yang maha tahu, yang maha mendengar bahwa kemauan Istri Saya supaya rumah Saya tambah gede, sekarang Dia dating tuh jadi bingung Saya gimanah ngasih tau ke Istri Saya”. si Suami berdo’a.

Setelah berdo’a si suami di cubit oleh Istrinya sambil berkata “ih abang”.

“bener tuh bang cerita tadi pagi ?” Tanya si Istri.

“bener, terus gimanah merut lu ?” Tanya si Suami.

“insyallah bang kalo Saya gimana komandan ajah, gimana abang ajah kalo setuju ya Kita geser ajah dah tuh motor” jawab si Istri.

“nanti kalo motor Kita Ilang gimana ?” si Suami meledek.

“ga mungkin ilang” jawab si Istri.

“gimana ga mungkin ilang, motor di dalem ajah bisa ilang apalagi kalo Kita taro diluar”  kata si Suami.

“udah ga mungkin ilang bang, Kita titipin tuh motor sama Allah kalo sampe ilang juga Kita komplen bang, masa Kita jagain titipinnya Kita punya titipan ilang” kata si Istri.
Ke esokan paginya setelah shalat subuh pada saat melihat lemari di lorong timbulah sebuah ide untuk mnggeser lemari itu keluar, dijadikan lemari berundak saja lalu dibawahnya di taruh tikar untuk tidur ke 2 anak adik ipanya. Lalu sebelum ke kantor si Suami pun berangkat kerumah adik iparnya untuk menjelaskan bahwa ke 2 anaknya boleh tinggal di rumahnya apabila nyaman.
Setibanya di kantor si Suami dihampiri oleh teman seprofesinya bahwa Dia dipanggil bos besar.

“eh luh di panggil tuh sama bos besar” kata temannya

“duh da salah apa ya gua ?” kata si Suami

“lu bikin salah kalih” temannnya meledek.
Dengan kebingungan si Suami itupun berjalan ke tempat bosnya. Setibanya di ruangan bosnya dia mengetuk pintu dan dipersilakan masuk.

“permisi, bos” kata si Suami.

“oh ya silakan duduk” kata si Bos

“terimakasih” kata si Suami sambil menarik bangku dan duduk.

“Kamu tau salah apa Kamu sampai Saya panggil Kamu kesini ?” Tanya si Bos.

“tidak tau bos ?” kata si Suami bingung.

“Kamu tidak ingat Kamu izin selama seminggu untuk tidak ikut shift malam ? bagaimana apabila teman-teman Kamu yang lain iri dan ikut tidak shift malam, siapa yang akan menjaga kantor Saya ini ?” Tanya si Bos dengan nada keras.

“ya bos maaf saya mengaku salah” kata si Suami

“tapi karna ke egoisan Kamu ini Saya memutuskan bahwa mulai senin depan Kamu tidak bekerja di kantor Saya ini lagi” Kata si Bos
Mata si suami berair hamper menangis dan ingin mengucapkan salam untuk yang terakhir kali lalu pergi. Tetapi melihat si Suami yang seperti itu si Bos malah tertawa terbahak-bahak.

“bos seneng ngeliat Saya susah ya ?” Tanya si Suami.

“bukan jangan serius gitu dong maksud Saya mulai senin depan kamu jaga rumah Saya karna Saya ingin pergi keluar negeri selama 6 bulan” kata si Bos

“maaf bos tapi Saya gak bisa” kata si suami karna berpikir gimana sama anak dan Istrinya.

“hahaha Saya paham, Kamu boleh bawa Istri dan kedua anak Kamu ikut tinggal di rumah Saya. Di rumah saya ada 3 pafiliun, pafiliun utama ada waterhiter dan kulkas Kamu boleh pakek, ada playground pake juga, terus ada kolem renang Kamu nyebur dah tapi Kamu tidak boleh ke ruangan tegah” si Bos menjelaskan.

“Alhamdulillah terimakasih bos” kata si Suami sambil tersenyum.

Lalu Dia pulang kerumah sambil membawa kabar bahagia kepada keluarganya.


SUMBER : Ceramah Ustadz Yusuf Mansyur dengan judul “Kita Bisa Berubah”